Mei 27, 2017

MARHABAN YAA RAMADHAN


Apa kabar di Ramadhan hari pertama? Sebagai umat Muslim yang ikut menunaikan ibadah puasa, Nina mengucapkan Marhaban Yaa Ramadhan, semoga para pembaca blog ini mendapatkan berkah Ramadhan, terutama bagi yang melaksanakan. Sembari ngabuburit dan menghilangkan kegabutan yang parah sekali, Nina hanya ingin sharing dikit tentang “Pentingnya Menyadari Nikmati Allah SWT”. Waow! Islami sekali tulisan kali ini. Yaa itung-itung berbagi pengalaman aja.



 Jadi begini, beberapa hari yang lalu aku sempat mengalami some problem yang cukup rumit. Ceritanya begini. Beberapa bulan yang lalu, lupa bulan apa, aku apply beasiswa yakni Beasiswa Karya Salemba Empat. Beberapa minggu yang lalu juga, sekitar awal bulan Mei, diumumkan para pendaftar beasiswa yang lolos berkas dan dapat mengikuti tahap wawancara. Sungguh rezeki luar biasa yang tak terduga. Mengapa begitu? Karena saat apply beasiswa ini, nulis essay dan mengurus beberapa berkasnya pun aku tidak sungguh-sungguh. Bukannya tidak serius, tapi memang ala kadarnya. Dengan berbagai pekerjaan kuliah, kegiatan organisasi yang sangat padat merayap, beasiswa itu menjadi ‘rada tersampingkan’, meski pada akhirnya tetap lanjut untuk apply. Hingga di penghujungnya, mendengar bahwa nama Nisrina Khoirunnisa masuk di list peserta yang lolos ke tahap wawancara, sungguh, Allah sangat baik padaku.

Okey, itu baru rezeki pertama. Berikutnya bukan rezeki, namun masalah. Jadwal wawancara beasiswa ini dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2017, dan bebarengan dengan jadwal turun lapang mata kuliah jurusanku, yakni Kajian Agraria. Dan sayang seribu sayang, turun lapang tersebut dilaksanakan di Sukabumi, tepatnya di Hutan Pendidikan Gunung Walat. Sungguh, kebingungan yang hakiki ketika kamu diletakkan pada dua pilihan yang tidak bisa ditinggalkan. Namun, aku tidak berdiam diri. Seseorang yang sangat membantuku untuk keluar dari masalah ini adalah Meydi. Teman satu jurusanku yang juga lolos ke tahap wawancara, dan memiliki masalah yang sama persis denganku. Semenjak adanya hal ini, Meydi terus-terusan menghubungi beberapa asisten praktikum Kajian Agraria. Berbagai hal dilakukannya seperti melakukan negosiasi yang cukup sengit untuk bisa ijin dari turun lapang praktikum ini. Sepertinya lagi-lagi Allah sangat baik kepada kami, lagi. Asisten turun lapang Kajian Agraria memperbolehkan kami untuk ijin dari kegiatan tersebut, dan kami bisa mengikuti tahap wawancara di Universitas Negeri Jakarta.
“Lagi Nin, Allah baik banget sama aku.”. Begitu kata Meydi terus-terusan terngiang, mengingatkan padaku bahwa berbagai masalah pasti ada jalan keluarnya. Yang tak terlupakan lagi adalah, mensyukuri rezeki-rezeki tersebut.

Karena kami tidak mengikuti turun lapang tersebut, asisten praktikum Kajian Agraria memberikan kepada kami tugas pengganti. Kami pun diperbolehkan untuk mengambil data di Agribusiness Development Station, sebuah institusi yang dikelola oleh kampus kami, Institut Pertanian Bogor, yang fokus di bidang pertanian.

Lagi-lagi kami harus turun lapang di ADS yang berlokasi di belakang kampus, dan mencari responden terkait ADS. Malang seribu malang. Ternyata untuk bisa masuk ke dalam ADS, kami harus membuat surat ijin dari jurusan kami dan ditujukan kepada ADS. Sungguh malangnya, kami tidak bisa mendapatkan surat itu karena beberapa hal sehingga kami hanya bisa bertanya-tanya terkait ADS dengan satpam penjaga ADS saja. Info yang kami dapatkan pun tidak mendalam. Pusing kepalang, tidak tau harus bagaimana. Akhirnya, aku dan Meydi memutar otak. Kami berinisiatif untuk mewawancarai warga yang tinggal di sekitar ADS. Kami pun keluar dari ADS, dan menemukan sebuah rumah yang terdapat warung juga disitu.

Meydi yang cerdas, membeli nutri sari di warung tersebut. Sambil menyelam minum air, sambil membeli jajanannya, kami mendapatkan informasi yang banyak dari sang Ibu penjual. Ibu tersebut memberikan beribu informasi kepada kami mengenai ADS. Kurang lebihnya ADS, bagaimana akses masyarakat sekitar kepada ADS, dan lain sebagainya. Sungguh, lagi-lagi, meski kami kesusahan mendapatkan informasi dari pihak ADS langsung, tapi kami menemukan Ibu ini. Cerita-cerita beliau lah yang membantu kami dalam menemukan permasalahan yang sedang kami teliti.

“Nin, lagi-lagi Allah baik banget Ninn!” begitu lagi kata Meydi.

So guys, some kind people told you how you should thankful to God. Meskipun cuma seperti ‘itu’ saja, tapi hanya dengan mengatakan “Allah baik banget”, itu merupakan cara bersyukur yang paling mudah selain menunaikan ibadah sholat. Marhaban Yaa Ramadhan, semoga ibadah puasa kali ini bermanfaat dan tulisan ini dapat mengajarkan kalian bahwa sekecil apapun permasalahan, pasti ada jalan keluarnya. Dan sekecil apapun jalan keluarnya, pastikan kalian akan bersyukur dan menyadari bahwa Allah memang sangat baik kepada kita kapanpun dan dimanapun. Selamat berbuka!

KEMANA KAMU BISA JALAN-JALAN DI JAKARTA HANYA DENGAN 100 RIBU?

photo by Nisrina Khoirunnisa diambil di jembatan penyebrangan depan Pasar Baru, Jakarta Pusat Tepat tulisan ini dibuat, wabah virus c...