Sebelum lanjut ke what I'll write in this occasion, gue ingin mengucapkan terima kasih banyak buat kalian para pembaca blog ter-random ini. Satu hal lagi yg ingin gue sampaikan, jika diantara kalian ada yang ingin bertanya apapun atau kepo banget sama isi dari blog ini atau penulis dibalik semua ini, silakan leave the comment atau bisa kontak gue di contact person yg akan gue share setelah tulisan ini. Yaaa, kita saling sharing aja sih dan barangkali dari kalian ada yg lebih jago nulis daripada gue, akan sangat lebih baik kita saling belajar untuk tetap mempertahankan hobi yg random ini. HEHE.
Okaay, kita menuju pada inti dari tulisan kali ini. Gue akan cerita sedikit di awal. For the first time in my life, gue dan keluarga gue akhirnya pergi berlibur hanya satu keluarga saja, tanpa ada om atau bulik atau bude simbah gue dan sanak saudaranya, dan itu pergi jauh. Gue cukup senang saat Ibu gue berkata "Ayo kita liburan, cari penginapan ya Nin", tepatnya di awal bulan Desember lalu, gue sungguh-sungguh bahagia sekali! Whoaaa. Kenapa gue sangat senang? Jadi ada beberapa alasannya, yang pertama, keluarga gue ini memang suka dolan. Apa ya istilahnya dolan, semacam jalan-jalan ke suatu tempat gitu deh. Tapi bukan expert traveller HAHA. We just spend the time to refresh otak aja. Selain itu, Ibu gue ini juga orangnya suka kepo, kalo ada tempat yang belum dia datengin dan attract her heart, dia pasti langsung ajak "Ayo kesini nih". Tapi, meskipun keluarga gue ini suka dolan, Bapak gue as a one and only family driver bukanlah seorang driver sejati. Dia itu bukan seorang bapak yang bermental supir. Alasan yg paling mutlak adalah beliau mudah ngantuk. Alasan itu juga menurun ke anak perempuannya, yakni gue dan adek perempuan gue yang paling kecil.
Oke, terlalu banyak ngemeng, dan kalian semua pasti bosen. Soooo, there are two city was we visited last holiday, yakni Malang and Surabaya. Gue langsung gas aja yah, cerita soal perjalanan dan tips yang akan gue bagi kalau mau berkunjung ke dua kota itu. Here..
Fyi guys, jika kalian dari Solo langsung ke Ngawi menggunakan instruksi dari GPS, maka sepanjang perjalanan kalian akan menjumpai hutan-hutan, gue sedikit lupa itu sejenis hutan karet atau rotan, tapi intinya the forest soo soo long to through. Oh ya fyi lagi, sebenarnya jika kalian berada di daerah pantura atau melewati jalur pantura menuju Malang, sebaiknya lanjutkan saja tetap berada di Jalan Pantura, lalu nanti berujung di Surabaya dan barulah menuju arah selatan ke Malang. Kesalahan terbesar yang kami sekeluarga lakukan adalah melalui jalur tengah melalui Solo, Ngawi, Nganjuk, Kediri, yang ternyata lebih lama daripada melalui Jalur Pantura (Pantai Utara). Tapi dari kesalahan itu kami mendapatkan informasi terbaik untuk tidak lagi melalui jalur tengah, karena rupanya Jalur Pantura lebih dekat dan sepi.
Next, jika kami melalui jalur tengah maka akan langsung menembus Kota Batu, tanpa melewati Kota Malangnya dan melewati jalur kelok-kelok di Kota Batu yang kemungkinan besar, gue yakin di siang hari perjalanan itu indah sekali. Hanya saja gue melewati itu semua saat sudah malam hari.
Setelah melewati seribu kelok itu, gue sekeluarga cus menuju ke penginapan yang sudah dipesan. Nah, untuk liburan kemarin itu, gue memesan penginapan melalui salah satu aplikasi travel agent saat ini, yakni Pegi-pegi. Ini gue bukan promosi, just give a recommendation for you. Pegi-pegi ini menyediakan banyak sekali promo 50% atau mungkin potongan 100.000 dengan minimum transaksi yang cukup memuaskan. Bahkan, harga-harga hotel atau penginapan yang ditawarkan juga bervariasi, mulai dari harga rendah hingga tinggi. Mengapa Pegi-pegi? Gue sudah survei dan mendownload semua aplikasi pemesanan like dat, dan I choose Pegi-pegi for the best choice.
Penginapan yang gue pilih di Kota Batu ini adalah Villa Rumah Kebun Lulu. Terletak di daerah Bumiaji, Kota Batu, yang kurang lebih dapat ditempuh 20 menit atau sekitar 10 kilometer dari Kota Batu. Penginapan ini cukup bagus, karena selain tempatnya yang cozy, pelayanan yang diberikan juga sangat ramah. Kamarnya pun juga luas dan bahkan satu tempat tidur diisi untuk 3 orang dewasa. Such a hemat budget yeah! Seluruh harga akan gue letakkan di bawah ya hehe..
![]() |
Spot foto di Villa Rumah Kebun Lulu, Batu - Malang |
Keesokan harinya, sarapan dari tempat kami menginap disantap pukul 08.00 WIB, dan dilanjutkan dengan checkout. Pagi itu kami putuskan untuk langsung menuju destinasi pertama dan handalan, yaitu Museum Angkut. Sebelum menuju Museum Angkut, gue sekeluarga berhenti di pinggiran jalan untuk memborong apel hijau khas Kota Malang yang dijual oleh para pedagang kaki lima. Segar cuy!
Museum Angkut dibuka pukul 10.00 WIB, dan kami tiba di Museum Angkut pukul 09.30 WIB, kurang lebih 30 menit lagi menuju open gate Museum Angkut. Meski begitu, wisatawan yang berdatangan sudah mengantri hingga ke jalan raya untuk bisa mendapatkan parkiran di Museum Angkut. Baru kali ini gue melihat destinasi wisata yang amburadul banget di jalan raya yang diakibatkan gate parkirannya belum terbuka, sedangkan pintu masuk menuju Museum Angkut memang berada di pinggir jalan raya banget dan kemungkinan terjadi macet pasti 99%.
Sebelum jam 10.00 WIB gate sudah terbuka, dan mobil langsung diparkiran di parkiran Museum Angkut. Berikutnya langsung membeli tiket di loket Museum Angkut, dan fyi apabila kalian para pecinta fotografi yang membawa kamera DSLR atau Mirrorless, kamera kalian akan dikenakan tarif sebesar Rp 30.000,-/kamera untuk bisa masuk ke Museum Angkut.
Saat itulah gue berpikir kenapa dikenakan tarif semahal itu. Alasannya adalah simple. Setiap destinasi wisata selalu mempunyai fotografer sendiri di beberapa spot, dan biasanya pengunjung dikenakan tarif untuk mengambil hasil jepretan para fotografer tersebut. Itulah mengapa jika kita masuk membawa kamera, kita juga harus dikenakan tarif untuk kamera karena jika tidak bertarif, para fotografi di dalam tempat wisata tersebut pastilah merugi.
Di dalam Museum Angkut, kalian akan dimanjakan oleh barang-barang antik, maksud gue mobil antik dan kuno yang masih berbody mulus. Koleksi mobil kuno disana dimulai dari tahun 1900 ke belakang. Itu alasan mengapa Museum Angkut ini terbilang mahal tiket masuknya, karena banyak koleksi mobil antik yang membutuhkan perawatan tinggi. Semuaaa mobilnya tidak ada yang lecet, masih licin dan kinclong. Seluruh koleksinya terjajar rapi sesuai dengan temanya. Tidak hanya mobil kuno saja, tapi seluruh jenis transportasi yang pernah ada di Indonesia terutama, semuanya dipajang rapi. Mulai dari motor kuno tahun 1990 yang dipake oleh Dilan 1990, hingga mobil mahal nan elegan yang ada di film Kapal Van Der Wick yang dipakai oleh Reza Rahardian. Satu kata untuk seluruh koleksi ini adalah MARVELOUS! Benar-benar appreciate kepada Museum Angkut yang bisa menghadirkan berbagai sejarah dengan tampilan modern sehingga para wisatawan bisa menambah pengetahuannya terkait transportasi jaman dahulu melalui tempat wisata ini. Gue tidak akan bercerita banyak tentang Museum Angkut, you should visit it one day.
![]() |
Duduk manis |
![]() |
Museum Angkut |
![]() |
Orang gila lagi ngedorong mobil parkir yg kaga mogok |
![]() |
Kuning amat ye |
Selesai menikmati makanan di Mbok Sri, tempat makan yang kami pilih, gue langsung capcus untuk membeli tiket beberapa permainan yang ada. Gue memilih Zombie World dan 6D Dinosaurus yang akan menguji adrenalin kita semua. Harga tiket yang ditawarkan juga standar, dan sesuai dengan fasilitas yang ada. (Akan gue tampilkan seluruh harga di bawah)
Perjalanan gue di Kota Batu diakhiri dengan teriak-teriak super lelah di dalam permainan Zombie di Dino Mall Jatim Park 3. Cukup recommended untuk ukuran tempat wisata yang masih baru. Next, gue langsung beralih ke Surabaya.
Gue sekeluarga berangkat dari Kota Batu sekitar pukul 17.00 WIB dan tiba di Kota Surabaya pukul 19.30 WIB. Nah, saran gue satu lagi. Jika kalian tidak sempat mengunjungi Batu Night Spectacular, kalian bisa beralih ke Surabaya Carnival Park yang ada di Kota Surabaya. Jenis destinasinya hampir serupa, menyajikan berbagai wahana wisata permainan untuk anak-anak dan keluarga. Sayang seribu sayang, lagi-lagi kami terlalu malam tiba di kota tujuan dan tidak sempat mengunjungi Surabaya Carnival Park.
Kami langsung menuju ke hotel yang telah gue pesan juga di Pegi-pegi yakni Hotel Sofyan Inn yang terletak di daerah Ampel. Ampel merupakan salah satu daerah yang baru terdengar di telinga gue dan ternyata usut punya usut, banyak sekali masyarakat yang tinggal di Ampel adalah orang Arab. Uniknya lagi, hampir di seluruh pinggir dekat hotel gue, menyediakan banyak restoran dan jenis makanan orang Arab. Makan malam gue kali ini di sebuah restoran Arab yang lupa namanya. Disitu cukup challenge bagi gue, karena lu berada di Indonesia, di Kota Surabaya, namun ternyata menemukan kota Arab disana. Gue memesan Kabsah Ayam, yang ternyata gue paham kalau jenis nasi Arab itu panjang mirip indomie Indonesia. Mungkin lidah gue masih sangat Jawa sekali, dan pas merasakan sensasi makan Kabsah ini, gue masih mengakui kalau makanan Indonesia is the best food ever. Tidak ada yang bisa menandingi makanan dan masakan orang Indonesia. I feel that..
Hari terakhir dari trip panjang ini yakni ziarah. Keluarga gue bukan keluarga Islami amat, tapi Bapak dan Ibu gue suka mengenalkan para pahlawan Islam yang berhasil memperjuangkan dan menyebarkan Agama Islam di seluruh Jawa kepada anaknya. Yang gue kunjungi kali ini adalah salah satu Walisongo, yakni Sunan Ampel. Makan dari Sunan Ampel ini cukup dekat dengan hotel, bahkan bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Gue masuk ke Makam Sunan Ampel pukul 08.30 WIB dan ternyata sudah sangat ramai para peziarah dari berbagai daerah. Gue sangat salut kepada masyarakat yang masih mempedulikan para pahlawannya dan terus mengenang jasa mereka dengan mengirim doa. Itu salah satu cara guys untuk tetap bisa menghargai jasa para pahlawan.
Selesai berziarah, gue sekeluarga langsung memutuskan untuk melihat bagaimana Jembatan Suramadu itu. Jembatan Suramadu yakni jembatan sepanjang 5 kilometer yang menghubungkan antara Pulau Jawa dengan Pulau Madura. Jembatan ini dibangun pada tahun 2009, dan fakta yang baru gue tau saat melewati jembatan itu adalah, ternyata untuk mobil yang masuk bisa dikenakan tarif masuk tol! Jadi jika kalian masih ada di Pulau Jawa, sebelum menyebrang melewati Jembatan Suramadu, ada gate tol yang harus dilalui dan dibayar, begitu pula sebaliknya jika kita berangkat dari Pulau Madura.
Yang bikin gue adem dan nyaman di Madura adalah jalanannya sangat sepi. Pertama masuk ke Madura, jalanan yang menyambut lurus.. dan sepi. Berbeda dengan di Jawa yang sangat semrawut. Kemanapun kita berada di Madura, no macet. Istimewa sekali. Di Madura, lagi-lagi Ibu gue mengajak kami untuk berziarah di salah satu makam ulama yang ternama di Madura yakni Makam Syekh Mbah Kholil Bangkalan. Istimewanya dari makam ulama ini adalah berada di dalam masjid, dan desain interior masjidnya so awesome! Lampu tengah di masjid tersebut megah sekali, gue kurang tau sih itu tersusun dari apa, tapi kerlap-kerlip macam berlian.
Selesai kami berziarah di Makam Syekh Mbah Kholil, sebenarnya gue ingin mengunjungi salah satu destinasi unik di Madura ini, yaitu Bukit Jaddih yang letaknya jika gue liat di Maps tidak jauh dari Makam Syekh Mbah Kholil. Bukit Jaddih ini wisata alam yang bekas tambang dan kalian akan takjub banget pas kesana, karena airnya sangat biru dan jernih. Mungkin lain kali dan semoga gue bisa ke Madura lagi untuk explore Madura lebih dalam.
Selanjutnya, karena gue ingat janji Bapak bahwa beliau mengajak anak-anaknya ke Lamongan untuk senang-senang di WBL atau Wisata Bahari Lamongan, akhirnya keluarlah kami dari Pulau Madura. Tapi, jangan lupa, sempatkan terlebih dahulu untuk membeli oleh-oleh khas Madura. Nah, ini dia yang bikin gue terkejut dan sadar. Senjata khas orang Madura itu adalah clurit. Yang bikin gue kaget adalah semua toko yang kami lewati tidak hanya menjual emping khas Madura atau kaos bertuliskan Madura, tapi juga banyak gantungan kunci clurit yang dijual. Dari ukuran mini, hingga ukuran besar yang ada di dalam kotak kaca untuk pajangan. And fyi, mengapa Madura itu sangat khas sekali dengan clurit? Gue denger sekilas dari cerita beberapa teman gue, bahwa orang Madura itu pernah perang dulu dengan orang Kalimantan, dan senjata yang mereka gunakan adalah clurit. Gue belum tau lebih dalam soal ini, mungkin kalian bisa searching informasi lebih lanjutnya di Google karena pasti banyak banget sejarah perang antara orang Madura dengan orang Kalimantan dan tepatnya Kalimantan Barat.
Keluar dari Pulau Madura, Bapak mengajak untuk pergi ke spot pantai terdekat dengan Jembatan Suramadu, dan setelah gue searching ternyata Pantai Kenjeran adalah lokasi terdekat. Dengan bekal GPS, kami menemukan gate masuk untuk ke Pantai Kenjeran. Yang harus kalian tau adalah....kami tidak jadi masuk ke gate khusus untuk Pantai Kenjeran, tapi kami memutar balik dan memilih untuk berfoto dengan birunya langit dan hamparan laut utara di... Tol Mini di dekat pantai.
Jadi begini pemirsah. Perjalanan dari Suramadu menuju Kenjeran ada semacam tol mini yang bisa dilalui oleh motor. Gue kurang paham apa tujuan dibuatnya tol tersebut karena motor bisa melintasi jalanan tersebut dan panjang jalannya mungkin sekitar kurang lebih 2 kilometer saja. Namun jangan salah, spot untuk berfoto dengan laut disana juga bagus. Jalannya bersih dan rapi. Banyak juga warga sekitar Kenjeran (mungkin) yang menikmati waktu sore di Tol Mini tersebut.
![]() |
Kenjeran cukup mendung |
Detik-detik perjalanan pulang nih. Kelar berburu oleh-oleh, gue sekeluarga lanjut ke....Lamongan! It really happen guys! Lamongan itu ga ada di itinerary bepergian kali ini. Cuma gambaran dari Bapak aja yang tidak ingin mengecewakan anak-anaknya, sebab waktu di Malang hanya berkunjung ke Jatim Park 3 dan masuk ke 2 wahana saja. He's the best Dad! Jadilah kami menuju ke Lamongan, yang ditempuh dari Surabaya kurang lebih 2 jam, sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul 13.00. Itu berarti kemungkinan gue akan tiba di Lamongan pukul 15.00, dan Wisata Bahari Lamongan yang menjadi destinasi kami tutup pukul 16.30 WIB. Such a critical hour...
Benar-benar ngebut supaya lekas sampai di WBL atau dulu namanya Tanjung Kodok. Oh ya, disini juga bisa jadi destinasi favorit buat keluarga kok. Destinasinya cozy, bersih dan wahananya juga ga kalah sama Dufan. Kalau Dufan mungkin 2 kali lebih ekstrem daripada WBL. Tapi WBL, ga kalah menegangkan juga wahananya dengan Dufan.
![]() |
Wisata Bahari Lamongan |
Itu tadi rentetan momen trip libur panjang saat Natal 2017 lalu. Meski hanya 3 hari 2 malam, asalkan menikmati kemanapun berlibur, pasti tak terlupakan. Hehe... Berikut ya pengeluaran yang gue sekeluarga habiskan. Oh ya, pengeluaran di bawah ini sudah kuatur untuk per orangnya ya. Exclude makan, bensin, dan oleh-oleh. Selera orang kan berbeda:)
Hari 1 - Batu, Malang
Penginapan Rp 750.000/2 kamar/1 malam (kena diskon dari Pegi-pegi 100rb)
Museum Angkut Rp 100.000/orang (High Season saat Natal 2017 hingga Januari 2018)
Jawa Timur Park 3 :
- Zombie World Rp 20.000/orang (setiap wahana membayar tiket masuk)
- 6D Dinosaurus Rp 20.000/orang
Hari 2 - Surabaya dan Lamongan
Penginapan Rp 450.000/2 kamar/1 malam (kena diskon dari Pegi-pegi 100rb)
Tol Suramadu Rp 20.000 (kurang lebih, gue agak lupa)
WBL Rp 100.000/orang
Sooo, itu gambaran untuk penghabisan selama trip panjang kemarin. Nah, foto-fotonya, akan gue share dibawah ini. Thankyou very much sudah membaca artikel panjang di momen trip libur panjang kali ini. See you next article!
Sekian tulisan kali ini. Nah kalau mau tanya tentang trip ini atau mungkin ada yg mau ajakin ngetrip dan ngebayarin, kalian bisa kontak ke :
line : nissrindul
WA : 0822-1110-5856
email : khoirunnisa114@gmail.com