Pentingkah kita speak up?
Speak
up? Kalau gue search di Google, speak up bermakna kita harus menyampaikan gagasan, ide, bahkan
mungkin keluhan yang mau kita omongkan untuk dijadikan refleksi di masa
mendatang. Jadi, pentingkah speak up?
Jawabannya, sangat penting.
Kenapa begitu? Sebagai seorang
millenial dengan ribuan ide, katanya, kita harus berani speak up tentang apa-apa yang kita pikirkan. Ambil contoh, kita
sedang mengamati perkara rupiah yang melemah, lalu mengomentari pemerintah yang
gak bisa merawat mata uang kita. Ya, boleh saja. Tapi, kita jangan menjadi millenial yang hanya speak up tanpa melakukan perubahan.
Perubahan yang bagaimana? Perubahan perilaku kita sehari-hari. Misal, rupiah
sedang melemah, ya harusnya kita bantu juga dengan cara memberi produk lokal
supaya rupiah kita tidak lagi melemah. Para investor yang hobi menanam
investasi, kalau bisa juga pause aja
dulu.
Jadi, jangan hanya menjadi seorang
manusia yang berani speak up without an
act, because only speak up cannot change anything you want. Gila ga
kata-kata gue? Hehe..
Terus Nin, orang kaya gue nih ga
berani speak up di depan banyak
orang? Hoho, don’t worry, you’re not
alone. Gue pun begitu. Kalau kalian yang membaca tulisan ini, pasti mikir
Nina adalah seorang yang berani ngomong tentang apa aja, ngomen sana sini. Atau
kalian yang sering melihat snapgram gue
yang sok sok reminding something
dengan kata-kata motivasi, jangan dipikir gue adalah seorang yang berani speak up di depan banyak orang. Gue
masih suka malu. Gue masih suka pilih-pilih forum untuk berani ngomong tentang
suatu hal. Ga semua jenis manusia bisa masuk ke tipe gue. Bahkan, di snapgram pun gue masih suka mikir-mikir,
layak kah gue posting hal seperti
ini? Gimana ya kalau gue diomongin sana-sini? Gimana ya kalau gue dinyinyirin?
Tapi, i always decide and think that, ‘kayanya gapapa deh, kan penting
positif. Kalau memang ada salahnya, gue manusia juga. Akan gue klarifikasi
kalau memang gue salah’.
Nah
selain itu, pikiran soal ‘dinyinyirin’ itu lah yang bikin orang kadang
kurang berani speak up. Jadi, kemana
sih arah tulisan lu kali ini?
Gue mengarahkan kepada, sebagai
manusia kita harus berani speak up,
jangan takut dinyinyirin. Jangan takut buat pencet ‘add to your story’, atau apapun itu. Meskipun kamu bukan tipe orang
yang suka ngomong, kamu punya hak untuk speak
up, dimana pun itu. Boleh di media sosial, di depan banyak orang secara
langsung, atau kamu speak up ke satu
teman kamu jika memang itu berdampak, boleh saja. Yang harus digaris bawahi
adalah, ketika kita speak up soal
hal-hal yang memang perlu solusi, kita harus berpendapat tentang solusi, and of course give an act. Jangan hanya
omongan belaka yang tidak bernilai, tapi juga berikan bukti kalau kamu turut
berperan disitu.
Oh ditambah juga, jangan merasa insecure dengan sekeliling kamu. Misal,
kamu baru saja posting kata-kata atau
suatu hal yang positif atau reminder-self,
setelah itu seperti tidak ada orang yang berkomentar soal apa yang kamu post, dan selanjutnya..we feel insecured. Jangan seperti itu.
Gue sering merasa insecure atau
gelisah atau tidak aman dengan apa yang gue share.
Balik lagi, kita harus positif. Mungkin, banyak orang yang baca postingan kamu,
tapi mereka hanya bergumam dalam hati ‘bener juga nih, Nina’, ‘setuju gue Nin
sama lu’, tanpa menyampaikan langsung kepada kita. Jangan khawatir, suatu hari
apa yang kita bagikan dengan positif akan berdampak baik.
Kita adalah manusia. Kita harus
menjadi seseorang yang berdampak, bagaimana caranya? Speak up. You deserved to be
what you want, even if people don’t respect about that. Jangan khawatir,
bukankah kita terlahir untuk melaksanakan hak dan kewajiban? Yap, hak untuk speak up.
Yang terpentingnya lagi adalah.. speak up the positive thing, give an impact
for the surrounded, believe you can and.. you deserved to be happy!
Thank you.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar