November 04, 2016

FESTIVAL PESONA SELAT LEMBEH, MERIAHKAN WISATA KOTA BITUNG


Dermaga Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara. Pict by : Barry Kusuma



Kota Bitung yang ditetapkan oleh walikota Bitung sebagai kota wisata, selalu memiliki daya tarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk hadir di Kota Bitung. Salah satunya rangkaian acara Festival Pesona Selat Lembeh 2016.

           

Festival Pesona Selat Lembeh ini sudah dilaksanakan rutin setiap tahunnya sejak tahun 2009. Di tahun 2016 ini, Festival Pesona Selat Lembeh atau FPSL dilaksanakan pada tanggal 6-10 Oktober 2016 di Dermaga Perikani Aertembaga, Bitung, Sulawesi Utara. Ribuan warga Bitung beserta wisatawan yang hadir menikmati berbagai rangkaian acara FPSL yang dilaksanakan langsung berhadapan dengan Selat Lembeh dan Pulau Lembeh.
            

FPSL sebagai acara tahunan yang diadakan Kota Bitung merupakan salah satu cara pemerintah Kota Bitung untuk mempromosikan pariwisata Kota Bitung, sekaligus meningkatkan citra pariwisata yang ada di Kota Bitung.
            

“Festival Pesona Selat Lembeh ini kami adakan sebagai upaya pengembangan potensi wisata di Kota Bitung. Hajatan tahunan ini awalnya diinisiasi oleh komunitas nelayan Bitung dan pengusaha perikanan Kota Bitung, serta kerjasama dengan Pemerintah Kota Bitung.” jelas wakil walikota Bitung sekaligus Ketua Umum FPSL 2016, Maurits Mantiri.
            

FPSL sendiri menjadi harapan bagi Pemerintah Kota Bitung serta masyarakat Kota Bitung untuk mensukseskan visi Kota Bitung sebagai kota wisata.
            

“Selain FPSL, kami juga sudah meluncurkan website www.colorful-bitung.com, sosial media, dan media publikasi lainnya dalam hal memberi informasi bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Kota Bitung.” tambah Maurits.
            

FPSL 2016 kali ini mengusung tema Warna-warni Bitung atau Colorful Bitung yang juga dijadikan tagline Kota Bitung. Pembukaan FPSL dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 2016 di Dermaga Perikani Aertembaga, Bitung. Pembukaan FPSL diawali dengan adanya parade dari komunitas budaya di Bitung, salah satunya parade tari kabasaran atau tari perang khas Sulawesi Utara. Tari Kabasaran sendiri sering digunakan untuk penyambutan tamu penting dan pagelaran besar salah satunya FPSL.
            

Selanjutnya, FPSL langsung dibuka oleh Walikota Bitung, yakni Max J. Lomban yang disaksikan oleh ribuan masyarakat Bitung dan wisatawan lokal serta mancanegara yang hadir.
            

“Hari ini, berbagai wisatawan hadir di Kota Bitung untuk mengetahui bagaimana Kota Bitung dengan pesona wisatanya, salah satunya Selat Lembeh ini. Berbagai wisatawan dari Macau, Beijing, Amerika, dan wisatawan lokal hadir dengan rasa penasaran mereka terhadap keindahan Kota Bitung.” ucap Walikota Bitung, Max, dalam pembukaan FPSL 2016.
            

Pembukaan festival ini juga dimeriahkan oleh parade perahu nelayan yang berlayar di Selat Lembeh, drumband dari Politeknik Perikanan dan Kelautan Bitung, serta tarian budaya khas Gorontalo.
            

Selain pembukaan festival yang meriah, berbagai rangkaian acara selama lima hari juga membuat ramai Dermaga Perikani Aertembaga, Bitung. Rangkaian acaranya yakni adanya gelar pesona kuliner, lomba balap perahu nelayan, lomba hias perahu, Underwater Coral Plantation di salah satu titik selam Selat Lembeh, Beautifying on The Sea, Colorfull Bitung Run 10 K yang diikuti 30.000 peserta atlet profesional, warga dan wisatawan, serta acara yang melibatkan gabungan musik, tarian serta video mapping pada acara puncak FPSL 2016 pada Sabtu, 8 Oktober 2016.
            

Acara puncak FPSL 2016 sangat digelar meriah dengan keterlibatan berbagai pihak, seperti siswa-siswi dari tingkat SMP hingga SMA Kota Bitung. Kemeriahan musik dan tarian yang dipadupadankan menunjukkan satunya rasa masyarakat Kota Bitung dalam memeriahkan FPSL 2016. Video mapping yang menunjukkan keindahan alam wisata Bitung juga menambah kemeriahan suasana acara puncak FPSL 2016.
            

Tidak hanya gabungan musik dan tarian saja yang memeriahkan acara puncak FPSL saat itu. Bitung memang dipercaya dengan toleransi agamanya yang sangat kuat. Masyarakat Bitung tidak mempermasalahkan perbedaan agama yang ada diantara mereka. Salah satunya dibuktikan dengan adanya moment doa pada acara puncak, yang dihadiri langsung oleh tokoh agama dari berbagai agama yang ada di Kota Bitung. Dengan mayoritas agamanya yakni Kristen, doa pada acara puncak FPSL dipimpin oleh pendeta, namun berdiri juga di panggung megah malam puncak FPSL itu tokoh agama lain seperti Islam, Hindu, dan tokoh agama lainnya.
            

Festival Pesona Selat Lembeh 2016 kali ini sekaligus sebagai pembukaan Kota Bitung sebagai Kota Wisata. Acara FPSL 2016 ditutup pada tanggal 10 Oktober 2016 yang juga Hari Jadi Kota Bitung ke 26.

            

“Yang terpenting, wisatawan yang turut memeriahkan Festival Pesona Selat Lembeh, tidak membuang sampah di laut. Terimakasih.” tambah Max pada pembukaan FPSL 2016 itu.


Cc : @koransindo 
Fyi guys, naskah ini juga bisa kalian baca di Koran Sindo edisi 30 Oktober 2016, atau bisa dibaca melalui aplikasi Koran Sindo Digital yang dapat didownload melalui playstore.
(Seru loh, jurnalis sambil liburan :P)

KEMANA KAMU BISA JALAN-JALAN DI JAKARTA HANYA DENGAN 100 RIBU?

photo by Nisrina Khoirunnisa diambil di jembatan penyebrangan depan Pasar Baru, Jakarta Pusat Tepat tulisan ini dibuat, wabah virus c...