November 01, 2016

MUNGKIN BERCABANG, TAPI PASTIKAN BERMANFAAT



“Kita ga pernah tau kapan pelangi akan muncul kembali, entah hujan turun atau tidak, mungkin panas justru yang menghampiri. Tapi percayalah, jika dia tidak muncul di langit, mungkin dia akan muncul di hati setiap insan yang sedang dirundung kegelisahan, kesedihan, dan hati yang tidak menentu.”



Hallo, readersku yang budiman! Tiba-tiba terbesit sekali siang ini aku berniat untuk menulis di blog tercintah. Tidak perlu menebak atau bertanya kenapa, aku sedang dirundung masalah. Yaa seperti caption diatas. Okey, sedikit pengantar kenapa aku bersedih siang ini.

Hari ini, Selasa, 1 November 2016, pukul 13.30 WIB tadi, baru saja aku mendapatkan informasi soal nilai ujian tengah semester salah satu mata kuliahku, yaitu Pengantar Ilmu Kependudukan. Aku terkejut sekali melihat nilaiku, yakni tertera 64. Okey itu buruk sekali. Yang lebih buruknya lagi adalah, mata kuliah yang ini satu-satunya mata kuliah yang kugemari sekali untuk dipelajari. Hampir seluruh materinya selesai kupelajari. Bukan apa-apa, tapi karena faktor dosen yang mengajar enak, dan materinya juga menarik bagiku, membuatku terpacu untuk mendalami mata kuliah ini. Tapi tidak disangka-sangka, tidak dinyana-nyana (Apa ini hmm), aku mendapat nilai di bawah yang kuharapkan. Well, tidak aku saja mungkin yang dirundung kesedihan. Hampir 80% kawan satu jurusanku juga mendapatkan nilai serupa denganku, atau malah dibawahku. Tidak paham sekali aku dengan kejadian siang ini.

Lalu, entah kenapa, kesedihan itu sungguh-sungguh melandaku, hingga mengantarkanku menuju laptop unguku dan membuatku membuka word dan menuliskan serentetan tulis alay ini. Well, sebenarnya bukan salah dosen atau salah Tuhan jika nilaiku jelek. Sepertinya kesalahan mutlak terletak padaku. Bercermin kembali di beberapa minggu terakhir sebelum UTS, memang kuakui aku kurang belajar. Seperti pada postingan blogku yang berjudul “Pelangi Indah Itu, Bukan Dari Materi”, aku banyak disibukkan dengan berbagai kegiatan perkuliahan seperti mengerjakan tugas yang tiada habisnya, rapat kepanitiaan yang tiada kelarnya, dan berbagai kegiatan mahasiswa yang tidak terkontrol. Aku paham semua itu membawa kepositifan yang besar untuk masa depanku, terutama di dunia kerja nanti. Tapi dengan kondisi nilaiku yang seperti itu, membuatku untuk mengurungkan kembali kesibukan-kesibukan itu. Maksudku disini adalah, mengurangi kegiatan-kegiatan positif itu, dan kembali menjadi mahasiswa yang benar-benar ‘belajar materi’. Mungkin semacam ‘kupu-kupu’, but it’s okay.

Karena sesungguhnya aku juga pergi merantau ini untuk kedua orang tua. Walaupun mereka tidak pernah berkata “Nina, kamu harus sukses dan kasih uang banyak ke ibu dan bapak”, tapi aku ingin perkataan itu kuwujudkan tanpa mereka mengatakan. Statusku sebagai mahasiswa sekarang ini tidak bisa memberi lebih, apalagi uang ratusan ribu untuk mereka. Satu-satunya hal yang bisa kupersembahkan bagi mereka adalah nilai-nilai kuliahku.

Mungkin kalian sebut aku labil. Postinganku yang lalu mengatakan, belajar tidak hanya dari materi, namun sekarang justru kebalikannya. Aku tidak tau guys, apa yang terjadi sekarang. Tapi yang jelas, semua ini akan membawa kebaikan bagiku.

Pesan yang akan kubagikan pada kalian, adalah :
“Kesuksesan seseorang bisa didapat dari materi atau tidak. Yang harus dipilih adalah, lakukan apapun itu sebaik mungkin. Kesuksesan tidak didapat hanya dari satu bidang yang dipelajari saja. Semangatlah!”

Kalian, jangan bersedih hati jika dapat nilai 64 atau semacamnya. Tetaplah berusaha untuk jadi yang terbaik, bawa nilai bagus, ilmu lebih, pengalaman kegiatan yang positif, semua pasti ada hasilnya, walau tidak tau kapan. Seperti pohon, daun dengan rantingnya yang bercabang, tapi mereka sukses menjadi pohon menjulang tinggi langit biru. Dan pelangi, yang senantiasa berwarna dan tak pernah lelah, walau selalu menjadi pereda yang dibutuhkan saat kesedihan tiba.


Sekian.

KEMANA KAMU BISA JALAN-JALAN DI JAKARTA HANYA DENGAN 100 RIBU?

photo by Nisrina Khoirunnisa diambil di jembatan penyebrangan depan Pasar Baru, Jakarta Pusat Tepat tulisan ini dibuat, wabah virus c...