![]() |
Parade Perahu Nelayan Festival Pesona Selat Lembeh. Pict by me. |
Ingin
pergi berlibur dengan pesona alamnya yang kaya raya? Ingin menjelajahi wisata
alam dari dataran tingginya hingga ke ujung pantainya? Yap, Bitung jawabannya.
Kota yang terletak 45 kilometer dari kota Manado, dan bisa ditempuh dengan
berkendara kurang lebih 1 jam dari Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi,
Manado, memberikan pesona alamnya yang megah dan nuansa budaya yang bernilai
tinggi. Dengan luasnya kurang lebih 304 kilometer persegi dan jumlah
penduduknya sekitar 250.380 jiwa itu siap menyajikan dan menyambut hangat para
wisatawan yang berdatangan ke Kota Bitung.
Kota yang berbatasan dengan Kabupaten Minahasa Utara di
bagian utara dan baratnya, Laut Maluku di bagian selatan dan timurnya,
mempunyai tagline barunya yakni Warna-warni Bitung atau Colorful Bitung. Kota
Bitung sedang menampakkan kekayaannya untuk menuju kota wisata. Beribu kekayaan
wisata alamnya yang belum tereksplorasi merupakan sasaran tepat untuk pergi
berlibur.
“Saat ini Pemkot Bitung sedang gencar-gencarnya menjadikan
Kota Bitung menuju kota wisata. Kami ingin Kota Bitung ini dikenal dengan kota
pelabuhan, internasional harbour, kota industri, dan sektor perekonomian
masyarakat semuanya bergantung pada wisata Kota Bitung.” jelas walikota Bitung,
Max J. Lomban.
Wisatawan yang datang ke kota yang terletak diantara kaki
Gunung Duasaudara dan Pulau Lembeh ini juga tidak perlu khawatir dan ragu
apabila datang ke Kota Bitung. Kota Bitung memiliki masyarakat yang ramah
tamah, terbuka, dan sangat multi kultur sehingga para wisatawan yang berkunjung
akan nyaman dan ketagihan jika memilih Kota Bitung sebagai pilihan destinasi wisata.
95 % masyarakat Bitung sendiri mempunyai keterlibatan
yang besar dalam pembangunan Kota Bitung. Tidak dapat dipungkiri bahwa
perekonomian masyarakat Bitung juga bergantung dengan adanya wisata di Kota
Bitung. Saat ini pula, Bitung sedang membangun lebih banyak lagi resort dan
homestay bagi wisatawan yang pergi berlibur ke Kota Bitung. Target yang
didirikan kurang lebih 1000 kamar hotel dalam satu tahun kedepan, dan 10.000
kamar dalam empat tahun kedepan.
“Tanpa bantuan masyarakat pun kami tidak ada apa-apanya,
karena semua sektor pariwisata Bitung ini juga kembali ke masyarakat Bitung
sendiri. Masyarakat sendiri kami beri pelatihan bahasa pengantar seperti bahasa
mandarin, dan kami juga mengajarkan masyarakat Bitung untuk senyum dan ramah
tamah pada para wisatawan. Itu semua dilakukan untuk Bitung Kota Wisata.”
ungkap Max.
Kota yang memiliki sebutan Bitung Bahari Berseri ini
memiliki 5 ragam pesona yang bisa dijual, yakni Pesona Bahari, Pesona Flora,
Pesona Fauna, Pesona Sejarah Religi dan Budaya, serta Pesona Industri.
“Kini kami selalu memakai salam 35, yakni 3 untuk Bitung
Bahari Berseri, dan 5 untuk panca pesona yang dimiliki Kota Bitung.” tambah
Wakil Walikota Bitung, Maurits Mantiri.
Panca pesona yang dijadikan sebagai ragam pesona wisata
Bitung sangat nyata adanya. Wisatawan yang berkunjung ke Kota Bitung bisa
menikmati keindahan Selat Lembeh yang merupakan destinasi utama di Kota Bitung
dan salah satu destinasi diving terkenal di dunia dengan 95 titik selam.
Tidak hanya Selat Lembeh saja yang bisa dijadikan
destinasi wisatawan, jumlah pantai yang ada di Kota Bitung juga mendukung
sektor pariwisatanya. Seperti Pantai Kasawari, Pantai Walet, Pantai Kambahu,
Pantai Kanada, Pantai Serena Besar, Pantai Salise, Pantai Pareng, Pantai
Kahona, dan Pantai RCTI.
Kekayaan flora dan faunanya juga tidak kalah dengan
keberadaan pantai-pantai di Bitung. Keragaman flora di Bitung juga tersebar di
beberapa destinasi wisata seperti Cagar Alam Batu Angus dan Taman Wisata Batu
Putih. Di kedua tempat tersebut tumbuhlah pohon enau yang dijadikan sebagai
sumber minuman fermentasi seperti cap tikus.
Bagi kekayaan faunanya, wisatawan juga dapat berkenalan
dengan satwa yang ada di Kota Bitung, seperti Tarsius, Kuskus, monyet pantat
merah muda atau Yaki, dan Burung Maleo yang merupakan satwa khas Sulawesi
Utara.
Tidak ada suatu wilayah yang mencapai pembangunan ekonomi
tanpa industri. Kota Bitung juga sangat berperan besar dalam bidang industri
bagi Indonesia. Pasalnya, dari 14 pabrik pengalengan yang ada di Indonesia,
tujuh diantaranya terdapat di Kota Bitung. Wisatawan yang berkunjung ke Kota
Bitung untuk melihat bagaimana industri di Bitung berjalan, dapat melihat video
yang sudah dibuat oleh pemerintah kota Bitung.
“Video dengan durasi 10 menit tersebut menyajikan dan
menjelaskan bagaimana proses pengalengan ikan pada industri di Kota Bitung.
Video ini dibuat karena untuk sementara waktu, pemerintah sedang membangun
berbagai infrastruktur, jadi video ini untuk memudahkan para wisatawan dalam
mendapatkan informasi saja.” jelas Max J. Lomban selaku pemiliki Kota Bitung
tersebut.
Cc : @koransindo
Fyi guys, kalian bisa juga baca tulisan ini di Koran Sindo edisi 30 Oktober 2016 di halaman Lifestyle/Travel, atau baca di aplikasi Koran Sindo Digital yang dapat didownload melalui Playstore. So sorry for latepost! Thankyou.