November 07, 2016

SALAM 35 UNTUK BITUNG KOTA WISATA

Parade Perahu Nelayan Festival Pesona Selat Lembeh. Pict by me.

Ingin pergi berlibur dengan pesona alamnya yang kaya raya? Ingin menjelajahi wisata alam dari dataran tingginya hingga ke ujung pantainya? Yap, Bitung jawabannya. Kota yang terletak 45 kilometer dari kota Manado, dan bisa ditempuh dengan berkendara kurang lebih 1 jam dari Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi, Manado, memberikan pesona alamnya yang megah dan nuansa budaya yang bernilai tinggi. Dengan luasnya kurang lebih 304 kilometer persegi dan jumlah penduduknya sekitar 250.380 jiwa itu siap menyajikan dan menyambut hangat para wisatawan yang berdatangan ke Kota Bitung.

           

Kota yang berbatasan dengan Kabupaten Minahasa Utara di bagian utara dan baratnya, Laut Maluku di bagian selatan dan timurnya, mempunyai tagline barunya yakni Warna-warni Bitung atau Colorful Bitung. Kota Bitung sedang menampakkan kekayaannya untuk menuju kota wisata. Beribu kekayaan wisata alamnya yang belum tereksplorasi merupakan sasaran tepat untuk pergi berlibur.
            

“Saat ini Pemkot Bitung sedang gencar-gencarnya menjadikan Kota Bitung menuju kota wisata. Kami ingin Kota Bitung ini dikenal dengan kota pelabuhan, internasional harbour, kota industri, dan sektor perekonomian masyarakat semuanya bergantung pada wisata Kota Bitung.” jelas walikota Bitung, Max J. Lomban.
            

Wisatawan yang datang ke kota yang terletak diantara kaki Gunung Duasaudara dan Pulau Lembeh ini juga tidak perlu khawatir dan ragu apabila datang ke Kota Bitung. Kota Bitung memiliki masyarakat yang ramah tamah, terbuka, dan sangat multi kultur sehingga para wisatawan yang berkunjung akan nyaman dan ketagihan jika memilih Kota Bitung sebagai pilihan destinasi wisata.
            

95 % masyarakat Bitung sendiri mempunyai keterlibatan yang besar dalam pembangunan Kota Bitung. Tidak dapat dipungkiri bahwa perekonomian masyarakat Bitung juga bergantung dengan adanya wisata di Kota Bitung. Saat ini pula, Bitung sedang membangun lebih banyak lagi resort dan homestay bagi wisatawan yang pergi berlibur ke Kota Bitung. Target yang didirikan kurang lebih 1000 kamar hotel dalam satu tahun kedepan, dan 10.000 kamar dalam empat tahun kedepan.
            

“Tanpa bantuan masyarakat pun kami tidak ada apa-apanya, karena semua sektor pariwisata Bitung ini juga kembali ke masyarakat Bitung sendiri. Masyarakat sendiri kami beri pelatihan bahasa pengantar seperti bahasa mandarin, dan kami juga mengajarkan masyarakat Bitung untuk senyum dan ramah tamah pada para wisatawan. Itu semua dilakukan untuk Bitung Kota Wisata.” ungkap Max.
            

Kota yang memiliki sebutan Bitung Bahari Berseri ini memiliki 5 ragam pesona yang bisa dijual, yakni Pesona Bahari, Pesona Flora, Pesona Fauna, Pesona Sejarah Religi dan Budaya, serta Pesona Industri.
            

“Kini kami selalu memakai salam 35, yakni 3 untuk Bitung Bahari Berseri, dan 5 untuk panca pesona yang dimiliki Kota Bitung.” tambah Wakil Walikota Bitung, Maurits Mantiri.
            

Panca pesona yang dijadikan sebagai ragam pesona wisata Bitung sangat nyata adanya. Wisatawan yang berkunjung ke Kota Bitung bisa menikmati keindahan Selat Lembeh yang merupakan destinasi utama di Kota Bitung dan salah satu destinasi diving terkenal di dunia dengan 95 titik selam.
            

Tidak hanya Selat Lembeh saja yang bisa dijadikan destinasi wisatawan, jumlah pantai yang ada di Kota Bitung juga mendukung sektor pariwisatanya. Seperti Pantai Kasawari, Pantai Walet, Pantai Kambahu, Pantai Kanada, Pantai Serena Besar, Pantai Salise, Pantai Pareng, Pantai Kahona, dan Pantai RCTI.
            

Kekayaan flora dan faunanya juga tidak kalah dengan keberadaan pantai-pantai di Bitung. Keragaman flora di Bitung juga tersebar di beberapa destinasi wisata seperti Cagar Alam Batu Angus dan Taman Wisata Batu Putih. Di kedua tempat tersebut tumbuhlah pohon enau yang dijadikan sebagai sumber minuman fermentasi seperti cap tikus.
            

Bagi kekayaan faunanya, wisatawan juga dapat berkenalan dengan satwa yang ada di Kota Bitung, seperti Tarsius, Kuskus, monyet pantat merah muda atau Yaki, dan Burung Maleo yang merupakan satwa khas Sulawesi Utara.
            

Tidak ada suatu wilayah yang mencapai pembangunan ekonomi tanpa industri. Kota Bitung juga sangat berperan besar dalam bidang industri bagi Indonesia. Pasalnya, dari 14 pabrik pengalengan yang ada di Indonesia, tujuh diantaranya terdapat di Kota Bitung. Wisatawan yang berkunjung ke Kota Bitung untuk melihat bagaimana industri di Bitung berjalan, dapat melihat video yang sudah dibuat oleh pemerintah kota Bitung.

            

“Video dengan durasi 10 menit tersebut menyajikan dan menjelaskan bagaimana proses pengalengan ikan pada industri di Kota Bitung. Video ini dibuat karena untuk sementara waktu, pemerintah sedang membangun berbagai infrastruktur, jadi video ini untuk memudahkan para wisatawan dalam mendapatkan informasi saja.” jelas Max J. Lomban selaku pemiliki Kota Bitung tersebut.


Cc : @koransindo 
Fyi guys, kalian bisa juga baca tulisan ini di Koran Sindo edisi 30 Oktober 2016 di halaman Lifestyle/Travel, atau baca di aplikasi Koran Sindo Digital yang dapat didownload melalui Playstore. So sorry for latepost! Thankyou.

KEMANA KAMU BISA JALAN-JALAN DI JAKARTA HANYA DENGAN 100 RIBU?

photo by Nisrina Khoirunnisa diambil di jembatan penyebrangan depan Pasar Baru, Jakarta Pusat Tepat tulisan ini dibuat, wabah virus c...